Jakarta, (07/02/22) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia adakan Seminar Pembekalan Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Membangun Desa. Kegiatan yang diikuti oleh 414 peserta mendapatkan sambutan luar biasa dari Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi. Dukungan tersebut lahir karena kementerian siap memfasilitasi siapapun yang mempunyai komitmen dalam membangun desa, termasuk mahasiswa UNUSIA yang notabene Nahdlatul Ulama sebagai ujung tombak kemajuan negeri.
Juri Ardiantoro, M.Si, Ph.D, Rektor UNUSIA, memberikan arahan kepada calon peserta KKN untuk mengikuti prosedur agar ketika mahasiswa menjalankan pengabdian masyarakat, mahasiswa mampu membangun citra UNUSIA yang baik di mata mayarakat.
Langkah tersebut diawali dengan memetakan permasalahan, hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar bahwa pembangunan desa benar-benar didasarkan pada akar masalah. Jika masyarakat dan mahasiswa terbiasa dengan data, maka seluruh elemen akan sangat mudah untuk merancang pembangunan desa. Langkah kedua adalah memetakan kebutuhan, baik secara fisik, infrastruktur, sosial, maupun keagamaan. Langkah ketiga, menghasilkan gagasan dan rekomendasi yang bisa dirumuskan pada masalah dan kebutuhan yang dibutuhkan desa. Dan keempat yang paling terpenting adalah mahasiswa mampu membuat desa terntenu menjadi desa binaan. Mengingat durasi KKN yang sangat singkat dan sumber daya yang terbatas, maka sebisa mungkin UNUSIA membuat desa binaan, sehingga UNUSIA benar-benar memberikan manfaat untuk desa.
"Sebisa mungkin UNUSIA maju bersama, bukan hanya rektor, dekan, dan dosen yang bergerak, tapi juga mahasiswanya. Berikutnya, kami ucapkan terima kasih kepada Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi yang telah memberikan dukungan pada program KKN UNUSIA, karena desa adalah ujung tombak pembangunan Indonesia." Lanjut Juri.
Sementara itu, Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi menyampaikan jika perguruan tinggi adalah salah satu elemen yang membantu percepatan dan kemandirian desa.
"Relavansi tersebut terletak pada kebermanfaatan. UNUSIA adalah kebanggaan kita bersama. Oleh karena itu, kami mempercayakan kepada mahasiswa UNUSIA untuk membangun dan menghasilkan teknologi tepat guna yang membantu warga dalam membangun desa." Ujar sosok yang akrab dipanggil Gus Menteri tersebut.
Abdul Halim Iskandar juga menyampaikan KKN adalah sarana kampus untuk membangkitkan kelestarian daya desa dan produktivitas. Namun kelestarian tersebut harus tumbuh didasarkan pada kultur Indonesia dengan kearifan lokal.
"Sejak 2021, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi telah memberikan arah bagi kebijakan pembangunan desa dengan adanya SDGs desa secara global untuk memudahkan kita menunjukkan kepada dunia bahwa desa di Indonesia mampu mengikuti perkembangan teknologi dan menjaga kultur lokal."
Gus Menteri memberikan fasilitas khusus untuk peserta KKN UNUSIA.
"Untuk mahasiswa UNUSIA, kami juga menyampaikan bahwa di setiap desa sudah ada yang namanya pendamping desa. Jika mahasiswa membutuhkan informasi data dan semacamnya dalam upaya komitmen membangun desa, silakan datangi dan membangun komunikasi. Di samping kami juga telah memberikan arahan agar pendamping desa memberikan ruang kepada mahasiswa UNUSIA."